Profil Desa Kreman
Ketahui informasi secara rinci Desa Kreman mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Kreman, Kecamatan Warureja, Tegal. Mengupas tuntas letak geografis, demografi, potensi pertanian, sejarah Mbah Wana, serta dinamika pemerintahan desa. Referensi utama untuk memahami kondisi dan potensi wilayah di pesisir utara Jawa Tengah.
-
Pusat Pertanian Strategis
Desa Kreman merupakan lumbung agraris yang didukung oleh tiga aliran sungai, menjadikan sektor pertanian sebagai penopang utama perekonomian masyarakat
-
Warisan Sejarah dan Religi
Keberadaan Makam Kyai Hasan (Mbah Wana), yang diyakini sebagai putra Pangeran Diponegoro, menjadikan desa ini memiliki nilai sejarah dan potensi wisata religi yang kuat
-
Dinamika Pemerintahan
Desa ini tengah melalui fase penting dalam tata kelola pemerintahan, ditandai dengan pergantian perangkat desa dan upaya pembenahan administrasi untuk pelayanan publik yang lebih baik

Desa Kreman, sebuah wilayah administrasi di Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, menampilkan profil sebuah kawasan yang hidup dari denyut nadi pertanian. Terletak di jalur pantai utara (pantura) yang dinamis, desa ini tidak hanya menyimpan potensi ekonomi dari sektor agraris, tetapi juga memiliki jejak sejarah penting yang menjadikannya salah satu desa bersejarah di Kabupaten Tegal. Dengan topografi dataran rendah yang subur, Desa Kreman terus berupaya mengoptimalkan sumber daya alam dan manusianya di tengah berbagai tantangan pembangunan modern.
Profil ini mengupas secara mendalam berbagai aspek Desa Kreman, mulai dari kondisi geografis dan demografi, struktur pemerintahan, potensi ekonomi, hingga kehidupan sosial budaya masyarakatnya. Informasi yang disajikan berasal dari data resmi pemerintah, catatan sejarah lokal, serta liputan media terverifikasi, untuk memberikan gambaran yang objektif dan komprehensif.
Geografi dan Demografi
Secara geografis, Desa Kreman berlokasi strategis, sekitar 3 kilometer ke arah barat dari pusat pemerintahan Kecamatan Warureja. Letaknya yang dekat dengan perbatasan antar kecamatan memberikannya aksesibilitas yang baik. Luas wilayah Desa Kreman tercatat sebesar 5,81 km2, menjadikannya salah satu desa dengan wilayah cukup luas di Kecamatan Warureja.
Wilayah desa ini terbagi menjadi dua pedukuhan utama, yaitu Dukuh Kreman dan Dukuh Wanagopa. Dukuh Wanagopa sendiri berada di sisi paling barat desa, berbatasan langsung dengan wilayah Kecamatan Suradadi. Kehidupan agraris di Desa Kreman sangat ditopang oleh kehadiran tiga sungai penting yang mengalir di wilayahnya, yakni Sungai Kunci, Sungai Pedati dan Sungai Jimat. Aliran sungai ini menjadi sumber irigasi utama bagi lahan pertanian warga yang mayoritas membudidayakan padi dan tanaman palawija.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal tahun 2023, jumlah kepala keluarga (KK) di Desa Kreman mencapai 1.790 KK. Meskipun data jumlah penduduk jiwa secara spesifik belum dirilis, angka ini mengindikasikan populasi yang cukup padat. Dengan luas wilayah yang ada, kepadatan penduduk kasar di desa ini ialah sekitar 308 KK per kilometer persegi.
Adapun batas-batas administrasi Desa Kreman yaitu sebagai berikut:
Sebelah Utara: Desa Sukareja
Sebelah Timur: Desa Kendayakan
Sebelah Selatan: Desa Sigentong
Sebelah Barat: Kecamatan Suradadi
Pemerintahan dan Pembangunan Desa
Tata kelola pemerintahan Desa Kreman dijalankan oleh seorang Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya. Berdasarkan catatan peristiwa beberapa waktu terakhir, desa ini tengah mengalami dinamika dalam struktur pemerintahannya. Pada akhir tahun 2023, Kepala Desa Kreman, Wahyono, sempat diberhentikan sementara melalui Surat Keputusan Bupati Tegal. Pemberhentian ini merupakan tindak lanjut atas persoalan administrasi terkait penggunaan Dana Desa. Menurut pemberitaan media, Camat Warureja saat itu, Dany Setyawan, menyatakan bahwa pemberhentian tersebut bersifat sementara sembari menunggu penyelesaian kewajiban pengembalian dana ke kas desa.
Untuk memastikan roda pemerintahan tetap berjalan, Ali Asyikin, S.H., yang merupakan Kasi Pemerintahan Kecamatan Warureja, ditunjuk sebagai Penjabat (Pj) Kepala Desa. Namun seiring berjalannya waktu, terjadi pembenahan di internal pemerintahan. Pada pertengahan Desember 2024, dilangsungkan pelantikan sejumlah perangkat desa baru yang didominasi oleh generasi muda. Momen ini menjadi tonggak penting bagi Desa Kreman dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Dalam acara pelantikan tersebut, Kepala Desa Kreman, Wahyono, memberikan sambutan dan berpesan kepada perangkat desa yang baru untuk bekerja dengan ikhlas dan memprioritaskan kepentingan masyarakat. "Jadikanlah pelayanan kepada masyarakat sebagai ibadah," ujarnya, seperti dikutip dari media lokal. Perangkat desa yang dilantik antara lain Ahmad Azzumar Al Baehaqi, S.IP. sebagai Kepala Dusun (Kadus) Wanagopa, Rifky Aji Maulana sebagai Kepala Seksi (Kasi) Kesejahteraan, dan Fikri Irkhamudin sebagai Kadus Kreman.
Peristiwa ini menunjukkan adanya komitmen untuk reformasi birokrasi di tingkat desa. Camat Warureja, Aji Wiratno, yang turut hadir dalam pelantikan, menekankan pentingnya disiplin dan profesionalisme. "Jangan anggap pekerjaan perangkat desa sebagai pekerjaan sampingan. Anda adalah ujung tombak pelayanan publik di desa," tegasnya. Kehadiran wajah-wajah baru ini membawa harapan besar dari masyarakat untuk tata kelola yang lebih transparan, akuntabel, dan inovatif.
Potensi Ekonomi dan Sektor Unggulan
Perekonomian Desa Kreman sangat bergantung pada sektor pertanian. Lahan persawahan yang luas dan didukung oleh sistem irigasi dari tiga sungai menjadi modal utama. Komoditas utama yang dihasilkan ialah padi. Selain itu, para petani juga menanam palawija seperti jagung dan kacang-kacangan sebagai variasi tanaman, terutama saat musim kemarau. Pola tanam ini membantu menjaga kesuburan tanah sekaligus memberikan pendapatan alternatif bagi petani.
Selain pertanian tanaman pangan, sebagian warga juga berprofesi sebagai peternak, meskipun skalanya masih tergolong usaha sampingan. Di luar sektor pertanian, geliat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga mulai tampak, meskipun belum menjadi kekuatan ekonomi utama. Usaha-usaha ini umumnya bergerak di bidang perdagangan, seperti toko kelontong, serta industri rumahan pengolahan makanan ringan.
Pemerintah desa juga berupaya meningkatkan infrastruktur penunjang ekonomi dan kesejahteraan, salah satunya melalui program Penyediaan Air Minum Desa (Pamdes). Di Dukuh Wanagopa, program ini telah berjalan sejak tahun 2021, namun pengembangannya masih terus dilakukan. Pada tahun 2024, dilaporkan bahwa pemerintah desa berencana menambah alokasi anggaran untuk memaksimalkan fungsi sumur bor dan jaringan distribusi agar dapat melayani lebih banyak warga. Upaya ini mencerminkan fokus pembangunan pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang vital untuk menunjang aktivitas ekonomi dan kesehatan.
Kehidupan Sosial dan Budaya Masyarakat
Masyarakat Desa Kreman hidup dalam tatanan sosial yang religius dan guyub, khas masyarakat pedesaan di Jawa. Kehidupan komunal ini diperkaya dengan warisan sejarah yang melekat kuat di Dukuh Wanagopa. Di dukuh inilah terdapat kompleks pemakaman Mbah Wana atau Kyai Hasan. Menurut catatan sejarah dan tradisi lisan yang dipegang teguh oleh masyarakat setempat, Kyai Hasan merupakan putra kedua Pangeran Diponegoro dari istri keempatnya, Raden Ayu Manduretno.
Dikisahkan, Kyai Hasan yang juga dikenal dengan nama Raden Mas Raib, turut berjuang bersama ayahnya sebelum diasingkan oleh Belanda. Setelah kembali ke Jawa, beliau mengembara untuk menyiarkan ajaran Islam hingga akhirnya menetap dan wafat di wilayah yang kini dikenal sebagai Wanagopa. Nama Wanagopa sendiri dipercaya memiliki arti "hutan yang dibuka berpetak-petak", merujuk pada proses pembukaan lahan yang dilakukan oleh pendiri desa, Mbah Ibrohim, pada sekitar tahun 1870.
Keberadaan makam Kyai Hasan menjadikan Desa Kreman, khususnya Dukuh Wanagopa, memiliki nilai spiritual dan daya tarik sebagai tujuan wisata religi. Setiap tahun, warga menggelar acara khaul untuk mengenang jasa dan perjuangan Kyai Hasan, yang biasanya diisi dengan kegiatan keagamaan seperti pengajian, tahlil bersama, dan tradisi lokal lainnya. Warisan ini tidak hanya menjadi simbol kebanggaan, tetapi juga berfungsi sebagai perekat sosial yang memperkuat ikatan persaudaraan antarwarga.
Infrastruktur dan Layanan Publik
Pembangunan infrastruktur di Desa Kreman terus berjalan secara bertahap. Akses jalan desa yang menghubungkan antardukuh dan menuju pusat kecamatan sudah cukup baik dan dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat, mempermudah mobilitas warga dan distribusi hasil pertanian. Jaringan listrik dari PLN juga telah menjangkau seluruh wilayah desa, memungkinkan masyarakat mengakses teknologi dan informasi.
Di sektor layanan dasar, tantangan utama yang sedang diatasi ialah penyediaan air bersih yang merata. Program Pamdes di Dukuh Wanagopa menjadi bukti nyata upaya pemerintah desa dalam menjawab kebutuhan ini. Meskipun debit air dilaporkan belum sepenuhnya mencukupi, rencana penambahan anggaran dan kerja sama dengan tenaga ahli diharapkan dapat menyelesaikan persoalan tersebut di masa mendatang.
Untuk layanan pendidikan, fasilitas di tingkat desa umumnya tersedia untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD). Untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti SMP dan SMA, siswa biasanya melanjutkan ke sekolah yang berada di pusat kecamatan atau wilayah lain yang terdekat. Sementara itu, untuk layanan kesehatan, masyarakat memanfaatkan Puskesmas Pembantu (Pustu) atau Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) untuk penanganan pertama, serta merujuk ke Puskesmas Warureja untuk layanan yang lebih komprehensif. Dengan adanya perangkat desa baru di bidang kesejahteraan, diharapkan program-program kesehatan dan sosial dapat berjalan lebih efektif dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat.